Love Will Find The Way

Daisypath Anniversary tickers

Kamis, 24 Juni 2010

Holiday to Europe (Part IV-Engelberg-Mt. Titlis-Lucerne-Engelberg)

24 Juni 2010, 06.00

Aku sudah terbangun, dan tujuan hari ini adalah bermain salju. Tapi aku membayangkan malam kemarin dinginnya minta ampun apalagi di atas gunung sana? Apalagi melihat salju yang abadi itu dipuncak gunung. Hufff, semoga ini jadi perjalanan yang menyenangkan.

Papaku kemudian menyetel TV Hotel dan siaran cuaca secara Live dari atas sana. Ternyata suhu di atas mencapai 4 derajat celcius… What??? Pagi ini aja 4, apalagi semalem ya? Pasti mendekati nol, huhu… pengalaman yg kurang menyenangkan ternyata bagiku. Karena mama dan papa ingin menghirup udara di luar, maka kami bergegas mandi, segera turun dari Hotel dan berjalan-jalan di sepanjang Toko di Engelberg, tak lupa kamera di tanganku. Sebelum keluar dari hotel, aku memakai pakaian hangat sebanyak 3 lapis, lengkap dengan tutup kepala dari pasmina, sarung tangan, kaos kaki, sayangnya aku hanya membawa sepatu tipis, harusnya aku bawa sepatu kets.

Jam 7 pagi pun kami sudah keluyuran di luar, jalanan masih sepi, banyak toko-toko yg masih tutup dan buka pada hari dan jam tertentu. Lalu kami pergi ke hotel tempat peserta lain menginap. Namanya Hotel Bellevue. Selama di Eropa kami kesulitan mendapatkan sinyal wi-fi, tapi di hotel ini aksesnya gampang sekali dan begitu menghidupkan wi-fi ku, notifikasi yang masuk banyak sekali.

Ternyata kami tidak menemukan peserta lain di Hotel Bellevue, kami pun sudah kelaparan karena saking asyiknya berkeliling. Makan dimana kita? Kami juga belum menemui Tour Guide kami, kemana kami harus makan? Sebelumnya memang kami diberitahu kalau makannya di hotel masing-masing, tapi bapakku bersikeras makannya di hotel sewaktu kami menyantap makan malam. Hiihihi.. benar saja begitu masuk dan menanyakan peserta tour yg lain, pelayan hotel menjawab, makannya dihotel masing2 pak. :D Papaku langsung balik ke hotel, tapi aku dan mamaku masih mau jalan-jalan, hehehe… Setelah selesai jalan-jalan sampai jauh, baru kami balik untuk sarapan. Sarapan di hotel memang seadanya saja, daging, roti, minuman hangat, yg intinya kita harus isi energi karena akan bermain di salju.

Jam 9.00 setempat kami berkumpul untuk foto-foto di depan Hotel Bellevue, dan tak lama kemudian kami dijemput oleh Mr. Andre. Perjalanan tidak jauh untuk menuju Titlis Rotair kurang lebih 100m, dan cuaca di atas ternyata cukup panas, yah klo cuacanya seperti ini dingin panas aku tidak ada masalah. Malah terbilang cukup sejuk bagiku. :D

Begitu sampai di Lokasi, kami mendapati banner Titlis Rotair. Dan untuk menuju puncak gunung titlis, kita harus menggunakan cable car yang disambung dengan rotair ini. Sebelum kita naik cable car, kita diberi stiker sebagai pengunjung Mount Titlis. Dan kami juga menyempatkan diri untuk berfoto ria disini. Setelah semuanya siap, kami mengantri untuk menaiki cable car. Kebetulan aku satu cable car dengan dwiki dan bli agus, mama dan papa. Dwiki dan Bli Agus ini adalah satu tim TVI dari Bali. Pengalaman naik cable car ini spti di Indonesia mungkin bisa dirasakan di tempat wisata Taman Mini. Tapi kalau disini kan cable car-nya perlahan-lahan menanjak. Tiang-tiang yang menopang kabel2 itu pun dibuat miring karena tanah yang menukik ke atas. It’s so amazing. Di dalam cable car kita pun di manjakan dengan pemandangan yang seru sekali, dimulai dari danau yang bisa dilihat dari atas, kota engelberg sendiri, bukit-bukit, dan banyaknya pohon cemara.  

Selang 9 menit kemudian, kami mendengar suara kelentengan. Ku cari tahu darimana suara itu berasal, ternyata banyak sapi-sapi besar yang memakai lonceng besar dilehernya mereka. Kalau kata supir kami, Opa Andre, sapi-sapi itu diberi lonceng supaya pemiliknya mudah untuk menemukan sapinya. Lonceng si sapi satu dengan lonceng sapi yang lain berbeda bunyinya, karena yang memiliki sapi disini tidak hanya 1 orang saja. Hebatnya pemiliknya pasti bisa mengenali bunyi lonceng sapi masing-masing.

Sekitar 20 menitan kita berada di Cable Car, sampailah di tempat pemberhentian pertama. Untuk dapat mencapai Titlis, kita melanjutkan dengan Rotair atau Kereta Berputar. Hmm… kenapa bahasanya kereta berputar ya?? Kali ini Kereta Berputarnya cukup besar, hingga mampu menampung sekitar 50-an org. Selagi naik ke atas, keretanya ternyata berputar-putar. Ohh jadi ini toh kenapa dinamakan kereta berputar haha… lumayan lucu juga. Didalam kereta ini terdapat macam-macam tulisan seperti Jepang, Jerman, Arab, English, dan ada satu tulisan yang hamper membuatku ketawa. Tulisannya seperti ini : Selamat datang di kereta kabel pertama di dunia yang bergantung berpusing. Nah looohhh, ngerti kaga tuh kira-kira? Dan gw rasa juga ini pasti bahasa Malay.

Keretapun bergerak ke atas, makin naik ke atas, terlihat salju makin jelas. Maklum blm pernah liat salju, jadi excited banget kali ini. Jam 10.00 waktu setempat, sampailah kita di atas gunung yg memiliki ketinggian 3238 meter di atas permukaan laut. Sebelum main keluar untuk melihat salju, kami harus menaiki tangga ke atas. Dilantai ketiga, kami menemukan ada lorong untuk menuju ke ice cave atau gua es buatan. Masuk kesini pun kita mesti hati-hati, karena es-es yg mencair membuat jalan setapak menjadi licin. Lorong-lorong pun tidak dipenuhi bnyk lampu, krn akan membuat panas dan pastinya akan meleleh. Setelah puas berfoto-foto di dalam gua es buatan ini, kita langsung keluar main salju. \^_^/ yeaayy.. Dan kita berfoto-foto bak org mau main ski. Sejuk sekali udaranya, walaupun sampai -4 derajat celcius, dan matahari terik, dingin pun tidak terasa. Ternyata salju ini begitu didekati seperti bongkahan es serut, jadi kepengen bawa pulang.. cair ga yah?? Hahaha.. :P

Buat bola-bola salju, berseluncur, ku tulis namaku di atas salju ini. Berharap aku bisa menginjak salju lagi. ^_^ Kurang lebih 1 jam kami bermain di atas salju. Dan cacing-cacing di perut pun bergejolak minta makan. Kita mesti naik ke atas lagi, karena restorannya ada diatas. Disuguhi kembali pemandangan yang menarik sambil menyantap makan siang tepat jam 12. Yup kali ini makanan khas Indonesia… ahh cinta banget deh sama nasi, ayam, sayur mayur hehehe… Home sick deh ini.

Setelah makan siang, peserta pun diberi acara bebas, ada yg foto-foto dengan kostum ala org es kimo, ada yg masih bermain dengan salju juga. Dan aku lebih memilih melihat sebuah toko souvenir. Sambil menunggu waktu untuk turun, ternyata kami sudah bosan dan lelah, sehingga pojokan-pojokan tembok pun kami jadikan senderan. Candaan, celaan sudah kami isi untuk membunuh kebosanan kami.

Pukul 13.00, saatnya untuk turun. Dan turun menggunakan cable car pun juga harus satu-satu. Aku, papah, dan mamah segera turun. Melalui Rotair kembali, lalu cable car. Kami 1 cable car dengan orang India, salah satu leader TVI dari India. Kami banyak ber-chit chat disana. Aku disamakan dengan wajah putrinya. Begitu ditunjukkan fotonya ternyata memang agak-agak mirip. Pantas saja orang ini dari sejak ketemu selalu melihat aku.. huhuff takut.. :p

Kurang lebih 1 jam juga kita butuh waktu untuk turun. Turunan kali ini yg membuat aku sedikit agak mabok, karena memang tinggi sekali kelihatannya dari atas. Jadi pusing, akhirnya aku tidak mau lihat ke bawah. Dibawah, udara lebih hangat, lebih membumi. Aku memang tidak cocok tinggal di daerah yg dingin.. hahah norak.. :P Sambil menunggu yg lain, kita di traktir sama Ibu Gun, salah satu leader dari Indonesia. Aku lebih memilih untuk minum teh susu hangat ditemani teriknya matahari. Sangat hangat sekali.

Jam 15.30, harusnya semua sudah pada turun. Mungkin karena banyak yang mau antri turun jadinya menunggu agak sedikit lama. Sambil menunggu, aku masuk ke dalam bis untuk istirahat. Kemudian Opa Andre masuk ke dalam bis. Aku menggunakan kesempatan ini untuk melatih bahasa inggris ku lagi. Dia bercerita dia punya 2 cucu yang senang bermain kuda. Kuda-kuda yg dimilikinya sangatlah besar, anaknya sudah menikah, yang perempuan kerja di toko membantu Oma Joke, yang laki-laki kerja dengan crane-crane besar. Entah untuk apa ya crane besar itu ditengah pedesaan yg sunyi di Amsterdam. Lalu Opa Andre keluar dengan gelas kosong. Aku mengikuti dari belakang. Ternyata dia ingin menunjukkan sesuatu. Dibelakang bis yg diparkirnya ada aliran air kecil yg mengalir, bening sekali. Lalu dia mengambil air itu dan meminumnya. Hahh?? Aku kaget, peserta tour yang kebetulan melihat pun ikut terkaget. Itu kan air yg belum di masak. Ya secara di Jakarta airnya jorok-jorok gitu yah, kan ga mgkn aja minum air tanpa disaring atau digodok dulu. Dan dia meyakinkan ke saya bahwa air disini aman untuk dikonsumsi. Hmm.. agak takut juga sebenarnya, tapi saya percaya saja, ternyata memang bersih, ga bau dan ga berasa tapi saya minum sedikit karena takut kenapa-kenapa. Peserta yg lain tetep terheran-heran dan ga mau ikut-ikutan minum.. hahaha.. :D

Satu setengah jam kami menunggu sejak kami sudah dibawah, peserta yang lain masih banyak yg belum sampai. Kami melihat ke arah cable car. Lohh kenapa cable car-nya tidak bergerak? Wahh kemungkinan ini macet.. Untung saja aku sudah turun dari tadi. :D 

Setelah menunggu kurang lebih 20 menitan, cable car kembali berjalan seperti biasa. Dan setelah semua sudah berkumpul jam 15.00, acara selanjutnya adalah mengunjungi Lion Monumen. Untuk sampai ke Lion Monumen ini kita harus menempuh perjalanan yg cukup panjang sekitar 1,5 – 2 jam dan kita sampai pada pukul 5 sore waktu setempat. Kami berfoto disana. Disana kita cuma sebentar, sekitar 10 menit kita harus jalan lagi. Pada waktu itu jam berkunjung seharusnya sudah tutup dikarenakan ada trouble sewaktu di cable car itu jadi menghambat acara kita semua. Tapi tidak apa-apa, yang penting kita sudah pernah mengunjungi Monumen Lion yang melambangkan perjuangan prajurit Swiss.

Setelah itu, kita diajak untuk makan malam. Yeay makan malam. Kali ini makanan yg disajikan tetep Chinese Food. Setelah itu sekitar pukul 6 sore, kita dibebaskan untuk berjalan-jalan sendiri, menyusuri kota Lucern. Sewaktu di bis kita diberikan voucher untuk menukar merchandise di toko Bucherer. Dan pegawai toko akan menanyakan dimana kita menginap. Kita harus menyebutkan tempat menginap kita, setelah itu pegawai toko akan memberikan merchandise berupa sendok pajangan. Kita memutuskan untuk berpisah. Ada yang ke utara, selatan, timur, barat. Aku dan mamah menyusuri bangunan-bangunan tua yang berdiri kokoh sepanjang jalan. Berbagai macam dijual, dari butik, toko sepatu, coklat, dan souvenir-souvenir lainnya. Harganya pun tak main-main, EURO. 1 Euro saja bisa mencapai 12ribuan. Wooww. Saya pikir-pikir lagi setiap ditawari sama papah untuk beli barang. Huuhuhu kepengen sih, tapi sama saja. Menang mahal doank. Tapi aku membeli sepatu wedges yang aku idam-idamkan yang pernah aku lihat di Plaza Semanggi. Karena waktu itu ga ada duit jadi ga beli. Begitu ada duitnya, pas dicari udah ga ada. Dan sekarang aku menemukan di Kota ini. Jodohnya jauh juga ya sampai di Lucern.

Aku dan mamah melihat-lihat didalam kota itu. Mamah menemukan toko yg berisi kartu ucapan yg gambarnya kota Lucern, sementara di luar toko aku sudah tertarik dengan pertunjukkan ditengah kota. Ada perempuan dan laki-laki yg sedang beratraksi menggunakan tali. 

Sudah jam 9 malam, tapi matahari masih menerangi kota Lucern. Sambil menunggu bis, kami berfoto-foto didepan toko. Ada yg beli ice cream, ada yg foto di mobil orang. Haha biar ketauan klo emg pergi ke luar negeri. :p

Setelah itu kami pulang dan beristirahat. Kali ini saya bisa tidur dengan nyenyak.

(Bersambung euy...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar