Love Will Find The Way

Daisypath Anniversary tickers

Selasa, 22 Juni 2010

Holiday to Europe (Part II-Amsterdam-Cologne-Frankfurt)

Senin, 21 Juni 2010

Kita pun dikumpulkan untuk briefing, setelah melalui proses pengecekan passport dipintu masuk, dilihat foto kita di passport dengan aslinya sama atau tidak, dan pengecekan sekali lagi untuk visa lalu di cap, masuk ke ruang tunggu kita juga melalui pengecekan sekali lagi. Cukup panjang juga ya kalau keluar negeri. Diruang tunggu sebelum masuk ke pesawat, aku menyempatkan diri foto bersama dengan papah mamah. Tak lama kita duduk, panggilan untuk naik ke pesawat sudah di-announce. \^_^/ yeaay flight time (lupa akan kecemasan). Langsung saja semua peserta berbondong-bondong memasuki kabin pesawat. Dan bebas memilih tempat duduk, karena memang kita bisa memilih pasangan duduk kita. Papah jelas dan sudah pasti duduk disebelah mamah didekat jendela. Aku? Aku menemukan bangku deretan 4 yang telah terisi oleh sekawanan mas-mas dan seorang cici-cici yang sebelahnya kosong. Aku meminta ijin untuk duduk disebelahnya dia. ^_^ Dapat teman baru deh.

Tas tangan yang dibawa ke kabin pun juga sudah masuk semua. Seperti biasanya sebelum berangkat, pramugari menginstruksikan berbagai macam petunjuk. Penerbangan kali ini menggunakan Pesawat Garuda dengan Nomor Penerbangan GA88-200. Setelah semua duduk rapih, lampu di dalam pesawat mulai dipadamkan. Mesin pesawat sudah menderu-deru. Saatnya lepas landas tepat di jam 20. 50 WIB. Setelah pesawat tinggal landas, pramugari dan pramugara sibuk mengeluarkan makan malam kami. Hmmm... Ada daging, kentang rebus, sayur jagung, selamat makan ^_^ Setelah selesai makan, perlengkapan makan dibereskan, saatnya tidur. 3 jam semejak selesai makan, aku belum tertidur juga. Tidur sih tapi seperti tidur ayam, belom lagi pesawat sempat bumpy, lampu sabuk pengaman dinyalakan. Hadeuhhh, pikiran sudah melayang kemana-mana. Bolak balik mendengarkan musik yang ada di bangku pesawat, tetap saja tidak bisa mengurangi kecemasanku. Saking lelahnya, akhirnya ku tertidur juga. 

Perjalanan dari Jakarta transit di Dubai memakan waktu cukup lama sekitar 7 jam 45 menit, aku pun terbangun sebelum pesawat mendarat. Dan melihat kota Dubai dari atas pesawat sangat cantik sekali dihiasi lampu-lampu kota yang tertata dengan rapih. Kami mendarat pukul 2.00 waktu setempat. Begitu turun dari pesawat, kami hanya diberi waktu sekitar  1 jam 15 menit untuk bersih-bersih diri dan kembali lagi ke dalam pesawat. Keluar dari pesawat pun mengantri, pengecekan boarding pass dan tas bawaan kami juga harus kami lalui. Bandara di Dubai sangat besar, sehingga kita dari turun pesawat sampai kembali masuk pesawat juga membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam. Tidak sempat berjalan-jalan, hanya foto disekitar bandara saja. Sewaktu kami antri untuk dicek barang bawaan kami, kami diharuskan sampai melepas kaus kaki, dipegangi tubuh kami satu persatu, takut apabila kami membawa benda yang mencurigakan. Hal ini sepatutnya ditiru di Indonesia, sehingga Negara kita pun aman dari ancaman. Dan foto pun tidak diijinkan sewaktu pemeriksaan barang. Banyak orang yang berlalu lalang di Bandara yang besar ini. Pagi-pagi buta gini masih ada aja yang melek ya... Sementara aku sudah mengantuk.

Setelah proses pengecekan sudah selesai, dan kami pun dipanggil untuk berkumpul kembali di satu titik. Kami masuk kembali ke dalam pesawat satu persatu untuk melanjutkan perjalanan ke Amsterdam. Dan pesawat tinggal landas meninggalkan kota cantik ini. Berharap suatu hari bisa main-main kesini. :D Jam sudah menginjak waktu untuk sarapan, dan sarapan pun dikeluarkan.

Karena hari sudah pagi, matahari muncul perlahan-lahan dari ufuk timur dibelahan Bumi Barat, sementara di Indonesia sudah siang hari. Perjalanan dari Dubai ke Amsterdam memakan waktu kira-kira 7 jam lamanya. Dan setelah pantat pegal karena duduk setengah hari lebih, akhirnya Negara tujuan pertama kami singgahi, yaitu Amsterdam. Mendekati Bandara Schipol, Amsterdam, kami disuguhi pemandangan menarik, terlihat sangat indah sekali kincir-kincir besar berputar pelan dibawah sana karena tertiup oleh angin.


Selasa, 22 Juni 2010 10.00

Akhirnya setelah menempuh perjalanan terbang sekitar 15 jam, mendaratlah kami di Bandara Schipol, Amsterdam. Seperti biasa, pengecekan passport, dan visa kunjungan, sampai kami mengambil koper masing-masing. Bandara Schipol sangat besar sekali. Begitu keluar dari pintu Bandara, syuuuu... Udaranya dingin sekali, namun sejuk. :) 

Diluar bandara, kami sudah dijemput oleh Driver kita, namanya Mr. Andre. Orangnya sangat baik, murah senyum. Karena peserta yang ikut tour ada sekitar 100 orang, jadi dibagi 2 bis besar yang cukup menampung kami semua. Setelah koper selesai dimasukan semua ke dalam bagasi, dan diberikan instruksi oleh Mr. Andre yang meminta untuk tidak mengotori bis-nya. Karena akan susah membersihkannya, seperti permen karet, bungkusan kertas makanan. Dan kami pun siap untuk berangkat ke tujuan pertama kami, Cologne.

Semenjak masuk ke dalam bus, aku memotret pemandangan dan kamera tidak pernah lepas dari genggaman tanganku. Sepanjang perjalanan, sangat kunikmati pemandangan yang tak lazim. Rumah-rumah yang sangat unik dan sangat jarang bisa ditemui di Ibu kota Jakarta. Kami masuk ke dalam toll yang tidak di punguti biaya alias gratis. Karena perjalanan akan memakan waktu cukup panjang, Mr. Andre memberhentikan bisnya disuatu tempat pemberhentian untuk membiarkan kami melepas lelah sejenak. Karena udara lumayan dingin, aku tidak memberanikan diri keluar, tidak terlalu dingin sebetulnya, cukup sejuk, namun biarkan tubuhku beradaptasi perlahan-lahan. Supaya tidak kaget :p 

Begitu semua masuk, aku langsung mendapat cerita heboh dari seorang tour guide yang namanya Pak Michael, seorang tour guide yang sangat interaktif, humoris juga, menyenangkan. Kami senang mendengarkan cerita-cerita atau pengalaman dia selama menjadi tour guide. Dan dia pun bercerita, "tadi di toilet pada ngantri, tapi model antriannya seperti masuk swalayan. Masuk pun harus masukin koin supaya alatnya bisa bergeser dan berhubung kami orang Indonesia tidak mau rugi, masukin koinnya cukup satu saja tapi yang masuk berdua-berdua dengan cara menempelkan badan ke badan temannya. Hahaha sangat lucu sekali, padahal ada kamera CCTV. Dan yang lebih lucunya, ada pengunjung bule yang kebetulan juga ada disana jadi ikut-ikutan cara konyol org kita. LOL

Dan perjalanan pun dilanjutkan…

Tujuan pertama kami yaitu Gereja Hitam di Cologne, Germany. Wow.. rasanya sangat senang sekali bisa menginjakkan kaki di kota yang terkenal dengan parfumnya ini di Jerman. Jerman memang salah satu negara impian yang ingin aku kunjungi. Sesampai di Gereja Hitam, kami diajak untuk makan siang terlebih dahulu karena sudah telat sebetulnya untuk makan siang. Kami diajak makan di Restaurant Peking, sebuah restaurant masakan cina di tengah-tengah Kota Cologne, posisinya tepat di depan Gereja Hitam Cologne. Kami memang terbiasa sekali makan masakan Cina, karena di Indonesia pun sering kami temui. Tidak tau kenapa alasan tour ini memilih masakan cina, mungkin biar lebih simple dan yang terutama murah sepertinya.

Setelah makan2 selesai, kami diberikan waktu bebas untuk berkeliling Kota cologne ini. Aku, papa, dan mama langsung menuju Gereja itu. Didalam sangat gelap, cahaya tidak terlalu banyak yang masuk. Dan suasananya sangat sacral sekali (aku sempat merinding begitu masuk pertama kali). Tanganku pun tak henti-hentinya untuk terus mengabadikan moment disana. 

Diluar Gereja, banyak sekali yang kutemui disana, walau negara maju seperti Jerman, tapi tetap saja ada (maaf) gelandangannya. Namun cara mereka untuk meminta sedekah sangat unik. Misalnya di depan gereja ada orang yang berpakaian bak mau perang, sedang ber-pose  dan dibawah kaki mereka ada kaleng yang siap menampung sedekahan atau koin-koin kecil dari pengunjung Gereja. Tentunya yang menyumbanglah yang bisa berfoto dengan mereka. Ada juga yang membawa anjing mereka untuk meminta dikasihani. Aku melewati segerombolan anak-anak sekolah yang sedang duduk-duduk di tangga halaman Gereja. Nampaknya mereka sedang merayakan suatu kemenangan, entah apa yang mereka rayakan. Terlihat beberapa anak memegang botol minuman keras. Mungkin disini yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Setelah aku, mama, dan papa sibuk berkeliling kota kecil Cologne ini, kami pun beranjak untuk mencari souvenir, tak lain selain gantungan kunci, atau tempelan kulkas. Waktu menunjukkan pukul 17.30 waktu setempat, dan kami dipanggil satu persatu oleh tour guide kami yang menandakan perjalanan akan segera dilanjutkan.

Pukul 20.00, namun matahari tak kunjung tenggelam. Ini dikarenakan di Eropa sedang masuk musim panas, jadi siangnya lebih panjang dibandingkan malam. Baru ngerasain yang namanya dikasih matahari sampai lebih dari 12 jam, apa jadinya kalau di Indonesia mengalami siang yang cukup panjang?

Makan malam pun tiba, ternyata yang kami temui adalah masakan cina (again?). Ini berasa masih tetep di Indonesia aja ya, nemunya masakan Cina juga. :p Setelah kami selesai makan malam, perjalanan dilanjutkan menuju Hotel untuk beristirahat. Perjalanan ditempuh kira-kira 1 jam, akhirnya kami pun sampai di Hotel NH, Frankfurt. Bagasi diturunkan satu persatu, tour guide masing-masing sibuk membagikan jatah kamar dan kunci. Papa dan mama pisah kamar dengan aku, aku kebagian satu kamar dengan Ci Liana, teman satu pesawat, dikamar 701.

Hampir 2 hari karena lamanya perjalanan kami tidak mandi dan rasanya gatal sekali, begitu sampai hotel kami pun langsung mandi. Dan persiapan untuk tidur, bangun pagi keesokan harinya, dan kembali jalan-jalan.

(bersambung lagi yaa..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar