Love Will Find The Way

Daisypath Anniversary tickers

Sabtu, 26 Juni 2010

Holiday to Europe (Part V-Engelberg-Dijon-Paris)

25 Juni 2010, 8.00

Kami bangun, dan bersiap2 untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Kami makan di hotel yang sama. Kali ini tidak kebingungan lagi untuk mencari sarapan. Wajah peserta dan tour guide kita juga masih pada semangat. Setelah sarapan selesai, kami menunggu bis yang sedang mengangkut koper2 kami semua tanpa ada yg tertinggal.

Begitu di dalam bis semua, muka peserta terlihat enggan meninggalkan kota cantik ini. Pantas sih merasa sedih, karena pernah ada penelitian sebelumnya, orang yang hidup di Swiss akan lebih panjang umurnya dibanding kota lain di negara Eropa ini. Karena udaranya yang sejuk, nyaman, jauh dari polusi lagi.

Kemudian perjalanan dilanjutkan sampai kami menemui perbatasan Swiss dan Perancis yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami menginap. Sekitar 3 jam kami sudah sampai diperbatasan itu. Pada jam 11.00 kami berhenti di tempat pemberhentian. Ada yang belanja makanan, buang air kecil, dan aku menemukan mesin minuman yg bisa dioperasikan dengan koin. Hihii. Lucu sekali, di Indonesia ada tidak ya yg seperti ini? (ada sih sebenernya, gw aja yg norak! :P)

Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali. Dan pada pukul 2 siang kita sudah memasuki kota Dijon, Perancis. Lumayan juga perjalanannya, memakan waktu sekitar 45 menit kami sampai di lokasi restaurant untuk makan siang. Yeayy makan siang. Kali ini no Chinese Food. Benar saja, restaurant bergaya khas Perancis (ya iyalah namanya juga di Paris, masa ada masakan Padang). Sewaktu kami masuk ke dalam, bar terlihat di sebelah kanan pintu dengan ruangan yang dengan pencahayaan yang agak redup. Kemudian kami mencari tempat duduk yang nyaman. Begitu kami duduk, pelayan pun langsung datang dengan makanan yang sudah ada. Taraaa… Salad Sayur. Hmm… sempat diam sejenak, aku mencuci tanganku di wastefel, lalu kembali duduk sambil meratapi salad sayur yg terdiri dari sawi hijau, sawi ungu, tomat, keju, wortel. Kelihatan tidak enak dipandang, ga tau deh rasanya. Dimeja pun disediakan roti potong juga. Saya makan roti terlebih dahulu sambil melihat papah melahap saladnya, saya pun tergiur ingin mencicipi saladnya. Saya tuangkan minyak olive ke atas saladnya terlebih dahulu dannn begitu suap pertama saya masukan.. X_X kok rasanya ga karu2an yaa.. Huaaa.. ini dah pasti ga bisa dimakan. Keju pun juga ga enak rasanya. Lidahku tidak cocok makanan Perancis. Aku makan roti saja. :( Akhirnya papahku yg menghabiskan makananku. Huffhhh..

Setelah Appetizer yg ga enak dilidah itu, Main Course berupa daging semur dan macaroni rebus pun tersaji di atas meja makan. Nah kalo ini saya bisa makan. Heheee... Setelah itu, keluarlah Dessert Pie Apple. Wahh, enak sekali ini. Hmm… Nikmat.. Jadi lupa si salad yg aneh itu.. :D

Setelah makan selesai, kami bergegas keluar dan mengabadikan momen di luar restoran. Jalanan sepi, Wi-fi dimana2 (ciamik lahh pokoknya). Bis pun sudah menunggu kami tak jauh dari lokasi kita makan. Jam setengah 5 kita melanjutkan perjalanan kembali. Melewati sungai yang panjang dan melihat kantor pusat papah yang ada di Eropa, Sanofi Aventis. Kemudian kami masuk ke dalam tol. Ternyata sama macetnya disini dengan di Jakarta. Tapi bedanya, kalau di Paris, macetnya masih macet yang beraturan.

Jam 8 malam, kita sudah memasuki jalanan yg terkenal dengan Gerbang Kebebasannya ini. L’arc de Triomphe. Real... Sungguh nyata (ya eyalah, namanya juga lagi jalan2). Kita diajak berkeliling satu putaran mengelilingi L’Arc de Triomphe ini. Baguuuus sekali. Ditengahnya terdapat api abadi yang bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan tanpa nama.

Kemudian sekitar jam 9.00 malam kami diajak makan malam, di sebuah restaurant Thailand namanya Suvarnabhum. Kami disajikan Tom Yam, rasanya pedass sekali tapi segar. Setelah selesai makan malam, kami melihat ada orang yang menjual macam2 souvenir, jadilah para peserta mengerubungi orang itu sampai melumat habis dagangannya. Wihh, laku kerasss.. ;)) Padahal yang dijual macam gantungan kunci, pajangan dari keramik2 gtu doank, tapi tetep yaaa daya beli orang Indonesia kuat banget. :))

Kemudian jam 10.00 malam kami kembali naik bis untuk menuju hotel, kami sempat melewati Pertokoan Luiss Vuiton. ^_^ Cuman numpang liwat doank koks.. :D Dan tibalah kami di Hotel Holiday Inn. Sampai di hotel pun, suasana sudah gelap. Kami menurunkan satu persatu koper2 kami, sambil menunggu nomor kamar dibagikan.  Setelah menunggu lama, dan melihat orang2 pada ngantri di depan lift yang sudah dapat nomornya, akhirnya dapat juga kamar dengan no #308. Begitu sampai kamar, langsung bergegas mandi. Selesai mandi, aku pun tertidur lelap...


Bersambung...

Kamis, 24 Juni 2010

Holiday to Europe (Part IV-Engelberg-Mt. Titlis-Lucerne-Engelberg)

24 Juni 2010, 06.00

Aku sudah terbangun, dan tujuan hari ini adalah bermain salju. Tapi aku membayangkan malam kemarin dinginnya minta ampun apalagi di atas gunung sana? Apalagi melihat salju yang abadi itu dipuncak gunung. Hufff, semoga ini jadi perjalanan yang menyenangkan.

Papaku kemudian menyetel TV Hotel dan siaran cuaca secara Live dari atas sana. Ternyata suhu di atas mencapai 4 derajat celcius… What??? Pagi ini aja 4, apalagi semalem ya? Pasti mendekati nol, huhu… pengalaman yg kurang menyenangkan ternyata bagiku. Karena mama dan papa ingin menghirup udara di luar, maka kami bergegas mandi, segera turun dari Hotel dan berjalan-jalan di sepanjang Toko di Engelberg, tak lupa kamera di tanganku. Sebelum keluar dari hotel, aku memakai pakaian hangat sebanyak 3 lapis, lengkap dengan tutup kepala dari pasmina, sarung tangan, kaos kaki, sayangnya aku hanya membawa sepatu tipis, harusnya aku bawa sepatu kets.

Jam 7 pagi pun kami sudah keluyuran di luar, jalanan masih sepi, banyak toko-toko yg masih tutup dan buka pada hari dan jam tertentu. Lalu kami pergi ke hotel tempat peserta lain menginap. Namanya Hotel Bellevue. Selama di Eropa kami kesulitan mendapatkan sinyal wi-fi, tapi di hotel ini aksesnya gampang sekali dan begitu menghidupkan wi-fi ku, notifikasi yang masuk banyak sekali.

Ternyata kami tidak menemukan peserta lain di Hotel Bellevue, kami pun sudah kelaparan karena saking asyiknya berkeliling. Makan dimana kita? Kami juga belum menemui Tour Guide kami, kemana kami harus makan? Sebelumnya memang kami diberitahu kalau makannya di hotel masing-masing, tapi bapakku bersikeras makannya di hotel sewaktu kami menyantap makan malam. Hiihihi.. benar saja begitu masuk dan menanyakan peserta tour yg lain, pelayan hotel menjawab, makannya dihotel masing2 pak. :D Papaku langsung balik ke hotel, tapi aku dan mamaku masih mau jalan-jalan, hehehe… Setelah selesai jalan-jalan sampai jauh, baru kami balik untuk sarapan. Sarapan di hotel memang seadanya saja, daging, roti, minuman hangat, yg intinya kita harus isi energi karena akan bermain di salju.

Jam 9.00 setempat kami berkumpul untuk foto-foto di depan Hotel Bellevue, dan tak lama kemudian kami dijemput oleh Mr. Andre. Perjalanan tidak jauh untuk menuju Titlis Rotair kurang lebih 100m, dan cuaca di atas ternyata cukup panas, yah klo cuacanya seperti ini dingin panas aku tidak ada masalah. Malah terbilang cukup sejuk bagiku. :D

Begitu sampai di Lokasi, kami mendapati banner Titlis Rotair. Dan untuk menuju puncak gunung titlis, kita harus menggunakan cable car yang disambung dengan rotair ini. Sebelum kita naik cable car, kita diberi stiker sebagai pengunjung Mount Titlis. Dan kami juga menyempatkan diri untuk berfoto ria disini. Setelah semuanya siap, kami mengantri untuk menaiki cable car. Kebetulan aku satu cable car dengan dwiki dan bli agus, mama dan papa. Dwiki dan Bli Agus ini adalah satu tim TVI dari Bali. Pengalaman naik cable car ini spti di Indonesia mungkin bisa dirasakan di tempat wisata Taman Mini. Tapi kalau disini kan cable car-nya perlahan-lahan menanjak. Tiang-tiang yang menopang kabel2 itu pun dibuat miring karena tanah yang menukik ke atas. It’s so amazing. Di dalam cable car kita pun di manjakan dengan pemandangan yang seru sekali, dimulai dari danau yang bisa dilihat dari atas, kota engelberg sendiri, bukit-bukit, dan banyaknya pohon cemara.  

Selang 9 menit kemudian, kami mendengar suara kelentengan. Ku cari tahu darimana suara itu berasal, ternyata banyak sapi-sapi besar yang memakai lonceng besar dilehernya mereka. Kalau kata supir kami, Opa Andre, sapi-sapi itu diberi lonceng supaya pemiliknya mudah untuk menemukan sapinya. Lonceng si sapi satu dengan lonceng sapi yang lain berbeda bunyinya, karena yang memiliki sapi disini tidak hanya 1 orang saja. Hebatnya pemiliknya pasti bisa mengenali bunyi lonceng sapi masing-masing.

Sekitar 20 menitan kita berada di Cable Car, sampailah di tempat pemberhentian pertama. Untuk dapat mencapai Titlis, kita melanjutkan dengan Rotair atau Kereta Berputar. Hmm… kenapa bahasanya kereta berputar ya?? Kali ini Kereta Berputarnya cukup besar, hingga mampu menampung sekitar 50-an org. Selagi naik ke atas, keretanya ternyata berputar-putar. Ohh jadi ini toh kenapa dinamakan kereta berputar haha… lumayan lucu juga. Didalam kereta ini terdapat macam-macam tulisan seperti Jepang, Jerman, Arab, English, dan ada satu tulisan yang hamper membuatku ketawa. Tulisannya seperti ini : Selamat datang di kereta kabel pertama di dunia yang bergantung berpusing. Nah looohhh, ngerti kaga tuh kira-kira? Dan gw rasa juga ini pasti bahasa Malay.

Keretapun bergerak ke atas, makin naik ke atas, terlihat salju makin jelas. Maklum blm pernah liat salju, jadi excited banget kali ini. Jam 10.00 waktu setempat, sampailah kita di atas gunung yg memiliki ketinggian 3238 meter di atas permukaan laut. Sebelum main keluar untuk melihat salju, kami harus menaiki tangga ke atas. Dilantai ketiga, kami menemukan ada lorong untuk menuju ke ice cave atau gua es buatan. Masuk kesini pun kita mesti hati-hati, karena es-es yg mencair membuat jalan setapak menjadi licin. Lorong-lorong pun tidak dipenuhi bnyk lampu, krn akan membuat panas dan pastinya akan meleleh. Setelah puas berfoto-foto di dalam gua es buatan ini, kita langsung keluar main salju. \^_^/ yeaayy.. Dan kita berfoto-foto bak org mau main ski. Sejuk sekali udaranya, walaupun sampai -4 derajat celcius, dan matahari terik, dingin pun tidak terasa. Ternyata salju ini begitu didekati seperti bongkahan es serut, jadi kepengen bawa pulang.. cair ga yah?? Hahaha.. :P

Buat bola-bola salju, berseluncur, ku tulis namaku di atas salju ini. Berharap aku bisa menginjak salju lagi. ^_^ Kurang lebih 1 jam kami bermain di atas salju. Dan cacing-cacing di perut pun bergejolak minta makan. Kita mesti naik ke atas lagi, karena restorannya ada diatas. Disuguhi kembali pemandangan yang menarik sambil menyantap makan siang tepat jam 12. Yup kali ini makanan khas Indonesia… ahh cinta banget deh sama nasi, ayam, sayur mayur hehehe… Home sick deh ini.

Setelah makan siang, peserta pun diberi acara bebas, ada yg foto-foto dengan kostum ala org es kimo, ada yg masih bermain dengan salju juga. Dan aku lebih memilih melihat sebuah toko souvenir. Sambil menunggu waktu untuk turun, ternyata kami sudah bosan dan lelah, sehingga pojokan-pojokan tembok pun kami jadikan senderan. Candaan, celaan sudah kami isi untuk membunuh kebosanan kami.

Pukul 13.00, saatnya untuk turun. Dan turun menggunakan cable car pun juga harus satu-satu. Aku, papah, dan mamah segera turun. Melalui Rotair kembali, lalu cable car. Kami 1 cable car dengan orang India, salah satu leader TVI dari India. Kami banyak ber-chit chat disana. Aku disamakan dengan wajah putrinya. Begitu ditunjukkan fotonya ternyata memang agak-agak mirip. Pantas saja orang ini dari sejak ketemu selalu melihat aku.. huhuff takut.. :p

Kurang lebih 1 jam juga kita butuh waktu untuk turun. Turunan kali ini yg membuat aku sedikit agak mabok, karena memang tinggi sekali kelihatannya dari atas. Jadi pusing, akhirnya aku tidak mau lihat ke bawah. Dibawah, udara lebih hangat, lebih membumi. Aku memang tidak cocok tinggal di daerah yg dingin.. hahah norak.. :P Sambil menunggu yg lain, kita di traktir sama Ibu Gun, salah satu leader dari Indonesia. Aku lebih memilih untuk minum teh susu hangat ditemani teriknya matahari. Sangat hangat sekali.

Jam 15.30, harusnya semua sudah pada turun. Mungkin karena banyak yang mau antri turun jadinya menunggu agak sedikit lama. Sambil menunggu, aku masuk ke dalam bis untuk istirahat. Kemudian Opa Andre masuk ke dalam bis. Aku menggunakan kesempatan ini untuk melatih bahasa inggris ku lagi. Dia bercerita dia punya 2 cucu yang senang bermain kuda. Kuda-kuda yg dimilikinya sangatlah besar, anaknya sudah menikah, yang perempuan kerja di toko membantu Oma Joke, yang laki-laki kerja dengan crane-crane besar. Entah untuk apa ya crane besar itu ditengah pedesaan yg sunyi di Amsterdam. Lalu Opa Andre keluar dengan gelas kosong. Aku mengikuti dari belakang. Ternyata dia ingin menunjukkan sesuatu. Dibelakang bis yg diparkirnya ada aliran air kecil yg mengalir, bening sekali. Lalu dia mengambil air itu dan meminumnya. Hahh?? Aku kaget, peserta tour yang kebetulan melihat pun ikut terkaget. Itu kan air yg belum di masak. Ya secara di Jakarta airnya jorok-jorok gitu yah, kan ga mgkn aja minum air tanpa disaring atau digodok dulu. Dan dia meyakinkan ke saya bahwa air disini aman untuk dikonsumsi. Hmm.. agak takut juga sebenarnya, tapi saya percaya saja, ternyata memang bersih, ga bau dan ga berasa tapi saya minum sedikit karena takut kenapa-kenapa. Peserta yg lain tetep terheran-heran dan ga mau ikut-ikutan minum.. hahaha.. :D

Satu setengah jam kami menunggu sejak kami sudah dibawah, peserta yang lain masih banyak yg belum sampai. Kami melihat ke arah cable car. Lohh kenapa cable car-nya tidak bergerak? Wahh kemungkinan ini macet.. Untung saja aku sudah turun dari tadi. :D 

Setelah menunggu kurang lebih 20 menitan, cable car kembali berjalan seperti biasa. Dan setelah semua sudah berkumpul jam 15.00, acara selanjutnya adalah mengunjungi Lion Monumen. Untuk sampai ke Lion Monumen ini kita harus menempuh perjalanan yg cukup panjang sekitar 1,5 – 2 jam dan kita sampai pada pukul 5 sore waktu setempat. Kami berfoto disana. Disana kita cuma sebentar, sekitar 10 menit kita harus jalan lagi. Pada waktu itu jam berkunjung seharusnya sudah tutup dikarenakan ada trouble sewaktu di cable car itu jadi menghambat acara kita semua. Tapi tidak apa-apa, yang penting kita sudah pernah mengunjungi Monumen Lion yang melambangkan perjuangan prajurit Swiss.

Setelah itu, kita diajak untuk makan malam. Yeay makan malam. Kali ini makanan yg disajikan tetep Chinese Food. Setelah itu sekitar pukul 6 sore, kita dibebaskan untuk berjalan-jalan sendiri, menyusuri kota Lucern. Sewaktu di bis kita diberikan voucher untuk menukar merchandise di toko Bucherer. Dan pegawai toko akan menanyakan dimana kita menginap. Kita harus menyebutkan tempat menginap kita, setelah itu pegawai toko akan memberikan merchandise berupa sendok pajangan. Kita memutuskan untuk berpisah. Ada yang ke utara, selatan, timur, barat. Aku dan mamah menyusuri bangunan-bangunan tua yang berdiri kokoh sepanjang jalan. Berbagai macam dijual, dari butik, toko sepatu, coklat, dan souvenir-souvenir lainnya. Harganya pun tak main-main, EURO. 1 Euro saja bisa mencapai 12ribuan. Wooww. Saya pikir-pikir lagi setiap ditawari sama papah untuk beli barang. Huuhuhu kepengen sih, tapi sama saja. Menang mahal doank. Tapi aku membeli sepatu wedges yang aku idam-idamkan yang pernah aku lihat di Plaza Semanggi. Karena waktu itu ga ada duit jadi ga beli. Begitu ada duitnya, pas dicari udah ga ada. Dan sekarang aku menemukan di Kota ini. Jodohnya jauh juga ya sampai di Lucern.

Aku dan mamah melihat-lihat didalam kota itu. Mamah menemukan toko yg berisi kartu ucapan yg gambarnya kota Lucern, sementara di luar toko aku sudah tertarik dengan pertunjukkan ditengah kota. Ada perempuan dan laki-laki yg sedang beratraksi menggunakan tali. 

Sudah jam 9 malam, tapi matahari masih menerangi kota Lucern. Sambil menunggu bis, kami berfoto-foto didepan toko. Ada yg beli ice cream, ada yg foto di mobil orang. Haha biar ketauan klo emg pergi ke luar negeri. :p

Setelah itu kami pulang dan beristirahat. Kali ini saya bisa tidur dengan nyenyak.

(Bersambung euy...)

Rabu, 23 Juni 2010

Holiday to Europe (Part III-Frankfurt-Titisee-Engelberg)

Rabu, 23 Juni 2010 - 05.30

Jam segini pun matahari sudah mulai muncul, cepat sekali rasanya matahari tenggelam sekarang dah muncul lagi. Masih tidak percaya aku bisa berada di negara yang perbedaan waktunya sekitar 5 jam lebih telat dibanding di Indonesia

Perjalanan ini sudah terjadwal oleh tour, kami mengikuti peraturan dari tour. Salah satu tour guide kami mengingatkan dengan 6,7,8. Yang artinya, jam 6 pagi harus sudah bangun, jam 7 mulai sarapan dan siap2 untuk berangkat ke tujuan berikutnya, jam 8 berangkat. Aku sekeluarga tidak ingin telat, karena waktu yg tersisa bisa kita gunakan untuk berfoto2 di sekitaran hotel. Waktu yg tersisa juga bisa kita pakai untuk berkenalan dengan peserta tour yang lain.

Tepat pukul 08.00 kita berangkat menuju tujuan berikutnya, yaitu Titisee Lake and Blackforest Mountain. Ditengah perjalanan kami berhenti di tempat pemberhentian untuk istirahat. Kebetulan tempat pemberhentiannya ada swalayan kecil. Tidak mungkin kalau kita tidak belanja makanan. Ada seorang wanita yang paruh baya membeli coklat atau jajanan begitu banyak, yang dibagikan didalam bis. Wanita itu adalah ibunya Rei, teman satu bangku aku di bis. Aku menemukan kedai BK atau Burger King. Tidak tertarik aku dengan makanan cepat saji itu. Aku lebih memilih makan yang lain. Karena di Indonesia saja sudah ada BK, kecuali kalau belum ada, barulah aku penasaran :D Didalam swalayan kecil itu aku menemukan sebuah majalah dewasa yang dipajang bebas di rak majalah. Hal seperti ini sangat biasa sekali ya, sampai majang majalahnya saja seenaknya. Begitu aku ambil pun, malah salah satu peserta tengah memergokiku sambil bertanya, “hayooo megang apa tuh?” LOL

Setelah para peserta selesai beristirahat, beli makanan, dll. Kita segera bergegas masuk bis kembali. Tapi waktu kita mau masuk bis, ada 2 ornag polisi Jerman yang sedang mengecek passport kita. Dikiranya kita imigran gelap kali ya. Polisi itu mengecek beberapa dari kita, tapi yang namanya Orang Indonesia, tidak bisa melihat kamera nganggur, alhasil beberapa ada yang sambil minta difoto. Si polisi pun tadinya tidak mau diajak foto, sampai akhirnya mereka pun tertawa sambil ikutan nyengir2 malu.

Perjalanan dilanjutkan kembali. Karena saking jauhnya perjalanan, banyak juga peserta yang lelah tertidur pulas. Aku tidak bisa tertidur karena ingin menikmati perjalanan ini. Jembatan, lorong, bukit, rumah2 di sepanjang jalan kami lewati dan tibalah kami di Titise Lake dan Blackforest Mountain, letaknya di Barat Daya Jerman. Begitu sampai, kami semua tak sabaran pingin turun, begitu buka pintu… brrrrr… suhu disini lebih dingin, kira2 mencapai 18 drjt Celcius. Begitu sampai pun kami malah langsung foto2 dipinggir jalan, jalanannya memang sepi sekali, kalau mau dibawa tidur juga tidak masalah mungkin hehehe…

Kita berjalan menyusuri pertokoan yang terbilang cukup ramai dengan pengunjung. Entah banyak sekali yg berkumpul diluaran took, cafe. Kami dibawa menuju tempat makan. Kami makan makanan khas eropa, akhirnya… Menu yg keluar pertama kali yaitu sup hangat, lalu steak daging lengkap dengan French Fries-nya, lalu ditutup dengan kue black forest, kuenya sangat enak sekali, terasa pas dilidahku.

Dari luaran bangunan di tempat makan ini ada jam besar cockoo clock-nya atau jam kukuk. Pemilik toko ini adalah keturunan India, tapi dia ga mau dibilang keturunan India, dia juga jago bahasa Indonesianya. Toko yang bernama Drubba ini menjual perabotan atau souvenir, baju, tas, dsb. Sebagai kenang2an, aku juga beli si jam kukuk itu loh dan beli gantungan kunci yg lucu-lucu. hehehe…

Setelah puas jalan2 di toko itu, kami pun keluar dan menyusuri pertokoan2 disepanjang jalan, beli berbagai macam coklat, foto-foto di tengah jalan, dipinggir danau titisee. So much fun to be here. Disini aku banyak ketemu anjing yang lucu (kok anjing yang dibahas?), sempat foto beberapa dengan pemiliknya, salah satunya dengan anjing bernama Toby yang dibawa oleh pasangan kakek dan nenek yang ternyata si kakek pernah bekerja di daerah Kalimantan. Ada anjing seperti milik paris Hilton, dan anjing besar sejenis Bernard. Tapi kurasa bukan itu jenisnya. :D

15.48, setelah selesai berkeliling kami dipanggil untuk masuk ke dalam bis dan melanjutkan perjalanan kembali. Kali ini tujuannya adalah ke Schaffhausen melihat air terjun sungai Rhein. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam 15 menit untuk mencapai ke perbatasan Swiss. Diperbatasan ini kami sempat terhenti untuk diperiksa tujuan kami. Dan aku baru tau kalau di perbatasan ini tidak boleh mengabadikan moment. Kami sudah diingatkan oleh tour guide kami, tapi aku nekad saja ambil foto tanpa blitz agar bisa dibawa pulang ke rumah. :p
Terlihat memang cukup ketat di perbatasan ini. Seandainya Indonesia seperti ini, semuanya akan aman dari segala ancaman.

Perbatasan Germany dengan Swiss ini terletak di daerah perbukitan dan ditandai dengan gerbang bertuliskan Zoll Bargen, kalau diartikan di translate google jadi kebiasaan menyembunyikan? Maksudnya apa ya? *mikir* 

45 menit kemudian (5.45) tibalah kami di Air Terjun Sungai Rhein. Sungai Rhein ini adalah salah satu sungai terpanjang di Eropa. Sungai ini mengalir dari Swiss lalu ke Jerman dan berhilir di Amsterdam. Untuk melihat Air Terjunnya, kami harus turun melewati beberapa anak tangga. Air Terjunnya sangat cantik sekali. Kami mengabadikan momen bersama2 dengan latar belakang air terjun Rhein. Aku, papa dan mama juga berkeliling di sekitaran komplek wisata itu. Karena kita sampai sudah terlalu sore, dan tempat tersebut nyaris tutup, jadinya kami cuman kurang lebih 1 jam untuk menikmati wisata Air Terjun Sungai Rhein. Setelah itu kami naik ke atas dan masuk ke dalam bis lalu melanjutkan kembali perjalanannya.

19.34, walau belum gelap kami sudah mengantuk, dan ini terbilang telat jadwal kita harusnya sudah makan malam. Tapi jam segini kami masih ada di Toll dan menuju ke Luzern. Bis melewati perbukitan yang disampingnya terdapat danau Luzern, sangat cantik sekali. Jalanan kami pun makin lama makin menanjak. Kiranya kami menuju Gotthard.

Pada pukul 20.30 aku melihat pegunungan yang tinggi sekali dan berkabut, diatasnya berselimutkan salju. Katanya salju itu tidak pernah habis, makanya disebut Salju Abadi. Waaw… akhirnya aku akan melihat salju. :D Tapi kebayang pasti dingin banget tinggal diatas sana… semoga saja aku kuat menahan dinginnya udara. Aku memang tidak kuat dingin tapi senang dengan yang dingin-dingin hehehe aneh.. :P

Benar saja dugaanku, begitu keluar dari bis, udara dingin bersuhu 10 derajat celcius langsung menusuk tulangku… Brrrrr… sumpah ini suhu paling dingin yang pernah aku rasakan selama di Europe. Musim panas saja suhunya bisa sedingin ini bagaimana musim dingin? Bisa berminus2 kali ya.

Sebelum masuk hotel kami menikmati makan malam di salah satu Hotel daerah Engelberg, suasana hotel begitu hangat dan nyaman. Kami disajikan Vegetable Cream Soup sebagai menu pembuka. Makanannya sangat lezat dan hangat, setelah itu Main Course Roasted Chicken Breast served with potatoes and vegetables of the day, hmmm so nyummy and very full after I ate those food. Terakhir keluarlah sang desert yaitu Cream Cake with apple and forrest farries ragout. Sebenarnya aku sudah sangat kenyang sekali, tapi katanya harus makan banyak biar ga sakit. Sayang kan kalau lagi liburan jauh gini harus sakit. Sewaktu memasukkan suapan pertama cake ini ke mulutku, rasa enek dan kenyang pun langsung luluh, semua tergantikan dengan nafsu makan yang nikmat sekali. Sangat enakkk sekali makanan disini.

Setelah selesai makan, kita membawa masing-masing koper yang sudah diturunkan menuju hotel masing-masing. Karena ada 2 bis dan hotel yg terbatas, jadinya kami berada di hotel sesuai dengan peserta yang ada di bis. Kami mendapatkan Hotel Engelberg, karena sudah malam dan matahari di sini sudah lebih dulu tenggelam jadi jalanan agak gelap, sepi, dan dingin. Ada cafe yg masih buka sedang menyiarkan siaran sepak bola Piala Dunia 2010. Kami tidak sempat menontonnya karena sudah lelah di perjalanan. Kami langsung saja menuju hotel. Dan aku mendapat kamar di nomor 305 bersama dengan ci Liana.

Hotelnya agak seram, tapi cukup efisien dalam hal listrik. Klo kita masuk ke satu ruangan, lampunya baru akan menyala, tapi klo kita tutup, lampunya ikut mati. Tapi lumayan bikin gemertak gigi klo mau melewati satu ruangan. 

Di Hotel pun aku langsung mandi dikamar mama dan papa dilantai 2, setelah itu baru aku naik ke kamarku. Ci liana memang sedang mandi sewaktu aku mau tidur, tapi tak berapa lama, kurasakan dada ini sesak sekali, susah sekali aku bernafas. Aku takut sekali, sampai pada akhirnya aku tidak kuat dan izin ke ci Liana untuk tidur di kamar mama papa saja, aku pikir akan lebih hangat bersama mereka.

Tapi ternyata tidak juga, setelah aku mencoba tidur dikamar papa mama, dinginnya masih menusuk2 paru2ku. Haduh, kesulitan bernafas aku. Mama coba menenangkan aku dengan membungkusku pakai pakaian hangat 3 lapis, kepalaku dibungkus pasmina, digosokkan minyak kayu putih, dipakaikan kaos kaki dan sarung tangan, ternyata belum cukup menghangatkanku, aku sampai sesenggukan untuk menarik nafas. Sampai2 aku menangis tidak mau ikut pergi ke Gunung besok pagi. Tapi papah tak kehilangan akal, papa melihat pipa penghangat di pojok ruangan kamar, lalu dihidupkan. Ternyata benar, penghangat itu memang harus dinyalakan. Aku memojokkan diri di pipa itu, sampai merasa ruangan sudah cukup hangat baru aku bisa tertidur lelap. 

(Bersambung kembali.. ^_^)

Selasa, 22 Juni 2010

Holiday to Europe (Part II-Amsterdam-Cologne-Frankfurt)

Senin, 21 Juni 2010

Kita pun dikumpulkan untuk briefing, setelah melalui proses pengecekan passport dipintu masuk, dilihat foto kita di passport dengan aslinya sama atau tidak, dan pengecekan sekali lagi untuk visa lalu di cap, masuk ke ruang tunggu kita juga melalui pengecekan sekali lagi. Cukup panjang juga ya kalau keluar negeri. Diruang tunggu sebelum masuk ke pesawat, aku menyempatkan diri foto bersama dengan papah mamah. Tak lama kita duduk, panggilan untuk naik ke pesawat sudah di-announce. \^_^/ yeaay flight time (lupa akan kecemasan). Langsung saja semua peserta berbondong-bondong memasuki kabin pesawat. Dan bebas memilih tempat duduk, karena memang kita bisa memilih pasangan duduk kita. Papah jelas dan sudah pasti duduk disebelah mamah didekat jendela. Aku? Aku menemukan bangku deretan 4 yang telah terisi oleh sekawanan mas-mas dan seorang cici-cici yang sebelahnya kosong. Aku meminta ijin untuk duduk disebelahnya dia. ^_^ Dapat teman baru deh.

Tas tangan yang dibawa ke kabin pun juga sudah masuk semua. Seperti biasanya sebelum berangkat, pramugari menginstruksikan berbagai macam petunjuk. Penerbangan kali ini menggunakan Pesawat Garuda dengan Nomor Penerbangan GA88-200. Setelah semua duduk rapih, lampu di dalam pesawat mulai dipadamkan. Mesin pesawat sudah menderu-deru. Saatnya lepas landas tepat di jam 20. 50 WIB. Setelah pesawat tinggal landas, pramugari dan pramugara sibuk mengeluarkan makan malam kami. Hmmm... Ada daging, kentang rebus, sayur jagung, selamat makan ^_^ Setelah selesai makan, perlengkapan makan dibereskan, saatnya tidur. 3 jam semejak selesai makan, aku belum tertidur juga. Tidur sih tapi seperti tidur ayam, belom lagi pesawat sempat bumpy, lampu sabuk pengaman dinyalakan. Hadeuhhh, pikiran sudah melayang kemana-mana. Bolak balik mendengarkan musik yang ada di bangku pesawat, tetap saja tidak bisa mengurangi kecemasanku. Saking lelahnya, akhirnya ku tertidur juga. 

Perjalanan dari Jakarta transit di Dubai memakan waktu cukup lama sekitar 7 jam 45 menit, aku pun terbangun sebelum pesawat mendarat. Dan melihat kota Dubai dari atas pesawat sangat cantik sekali dihiasi lampu-lampu kota yang tertata dengan rapih. Kami mendarat pukul 2.00 waktu setempat. Begitu turun dari pesawat, kami hanya diberi waktu sekitar  1 jam 15 menit untuk bersih-bersih diri dan kembali lagi ke dalam pesawat. Keluar dari pesawat pun mengantri, pengecekan boarding pass dan tas bawaan kami juga harus kami lalui. Bandara di Dubai sangat besar, sehingga kita dari turun pesawat sampai kembali masuk pesawat juga membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam. Tidak sempat berjalan-jalan, hanya foto disekitar bandara saja. Sewaktu kami antri untuk dicek barang bawaan kami, kami diharuskan sampai melepas kaus kaki, dipegangi tubuh kami satu persatu, takut apabila kami membawa benda yang mencurigakan. Hal ini sepatutnya ditiru di Indonesia, sehingga Negara kita pun aman dari ancaman. Dan foto pun tidak diijinkan sewaktu pemeriksaan barang. Banyak orang yang berlalu lalang di Bandara yang besar ini. Pagi-pagi buta gini masih ada aja yang melek ya... Sementara aku sudah mengantuk.

Setelah proses pengecekan sudah selesai, dan kami pun dipanggil untuk berkumpul kembali di satu titik. Kami masuk kembali ke dalam pesawat satu persatu untuk melanjutkan perjalanan ke Amsterdam. Dan pesawat tinggal landas meninggalkan kota cantik ini. Berharap suatu hari bisa main-main kesini. :D Jam sudah menginjak waktu untuk sarapan, dan sarapan pun dikeluarkan.

Karena hari sudah pagi, matahari muncul perlahan-lahan dari ufuk timur dibelahan Bumi Barat, sementara di Indonesia sudah siang hari. Perjalanan dari Dubai ke Amsterdam memakan waktu kira-kira 7 jam lamanya. Dan setelah pantat pegal karena duduk setengah hari lebih, akhirnya Negara tujuan pertama kami singgahi, yaitu Amsterdam. Mendekati Bandara Schipol, Amsterdam, kami disuguhi pemandangan menarik, terlihat sangat indah sekali kincir-kincir besar berputar pelan dibawah sana karena tertiup oleh angin.


Selasa, 22 Juni 2010 10.00

Akhirnya setelah menempuh perjalanan terbang sekitar 15 jam, mendaratlah kami di Bandara Schipol, Amsterdam. Seperti biasa, pengecekan passport, dan visa kunjungan, sampai kami mengambil koper masing-masing. Bandara Schipol sangat besar sekali. Begitu keluar dari pintu Bandara, syuuuu... Udaranya dingin sekali, namun sejuk. :) 

Diluar bandara, kami sudah dijemput oleh Driver kita, namanya Mr. Andre. Orangnya sangat baik, murah senyum. Karena peserta yang ikut tour ada sekitar 100 orang, jadi dibagi 2 bis besar yang cukup menampung kami semua. Setelah koper selesai dimasukan semua ke dalam bagasi, dan diberikan instruksi oleh Mr. Andre yang meminta untuk tidak mengotori bis-nya. Karena akan susah membersihkannya, seperti permen karet, bungkusan kertas makanan. Dan kami pun siap untuk berangkat ke tujuan pertama kami, Cologne.

Semenjak masuk ke dalam bus, aku memotret pemandangan dan kamera tidak pernah lepas dari genggaman tanganku. Sepanjang perjalanan, sangat kunikmati pemandangan yang tak lazim. Rumah-rumah yang sangat unik dan sangat jarang bisa ditemui di Ibu kota Jakarta. Kami masuk ke dalam toll yang tidak di punguti biaya alias gratis. Karena perjalanan akan memakan waktu cukup panjang, Mr. Andre memberhentikan bisnya disuatu tempat pemberhentian untuk membiarkan kami melepas lelah sejenak. Karena udara lumayan dingin, aku tidak memberanikan diri keluar, tidak terlalu dingin sebetulnya, cukup sejuk, namun biarkan tubuhku beradaptasi perlahan-lahan. Supaya tidak kaget :p 

Begitu semua masuk, aku langsung mendapat cerita heboh dari seorang tour guide yang namanya Pak Michael, seorang tour guide yang sangat interaktif, humoris juga, menyenangkan. Kami senang mendengarkan cerita-cerita atau pengalaman dia selama menjadi tour guide. Dan dia pun bercerita, "tadi di toilet pada ngantri, tapi model antriannya seperti masuk swalayan. Masuk pun harus masukin koin supaya alatnya bisa bergeser dan berhubung kami orang Indonesia tidak mau rugi, masukin koinnya cukup satu saja tapi yang masuk berdua-berdua dengan cara menempelkan badan ke badan temannya. Hahaha sangat lucu sekali, padahal ada kamera CCTV. Dan yang lebih lucunya, ada pengunjung bule yang kebetulan juga ada disana jadi ikut-ikutan cara konyol org kita. LOL

Dan perjalanan pun dilanjutkan…

Tujuan pertama kami yaitu Gereja Hitam di Cologne, Germany. Wow.. rasanya sangat senang sekali bisa menginjakkan kaki di kota yang terkenal dengan parfumnya ini di Jerman. Jerman memang salah satu negara impian yang ingin aku kunjungi. Sesampai di Gereja Hitam, kami diajak untuk makan siang terlebih dahulu karena sudah telat sebetulnya untuk makan siang. Kami diajak makan di Restaurant Peking, sebuah restaurant masakan cina di tengah-tengah Kota Cologne, posisinya tepat di depan Gereja Hitam Cologne. Kami memang terbiasa sekali makan masakan Cina, karena di Indonesia pun sering kami temui. Tidak tau kenapa alasan tour ini memilih masakan cina, mungkin biar lebih simple dan yang terutama murah sepertinya.

Setelah makan2 selesai, kami diberikan waktu bebas untuk berkeliling Kota cologne ini. Aku, papa, dan mama langsung menuju Gereja itu. Didalam sangat gelap, cahaya tidak terlalu banyak yang masuk. Dan suasananya sangat sacral sekali (aku sempat merinding begitu masuk pertama kali). Tanganku pun tak henti-hentinya untuk terus mengabadikan moment disana. 

Diluar Gereja, banyak sekali yang kutemui disana, walau negara maju seperti Jerman, tapi tetap saja ada (maaf) gelandangannya. Namun cara mereka untuk meminta sedekah sangat unik. Misalnya di depan gereja ada orang yang berpakaian bak mau perang, sedang ber-pose  dan dibawah kaki mereka ada kaleng yang siap menampung sedekahan atau koin-koin kecil dari pengunjung Gereja. Tentunya yang menyumbanglah yang bisa berfoto dengan mereka. Ada juga yang membawa anjing mereka untuk meminta dikasihani. Aku melewati segerombolan anak-anak sekolah yang sedang duduk-duduk di tangga halaman Gereja. Nampaknya mereka sedang merayakan suatu kemenangan, entah apa yang mereka rayakan. Terlihat beberapa anak memegang botol minuman keras. Mungkin disini yang sangat berbeda dengan Indonesia.

Setelah aku, mama, dan papa sibuk berkeliling kota kecil Cologne ini, kami pun beranjak untuk mencari souvenir, tak lain selain gantungan kunci, atau tempelan kulkas. Waktu menunjukkan pukul 17.30 waktu setempat, dan kami dipanggil satu persatu oleh tour guide kami yang menandakan perjalanan akan segera dilanjutkan.

Pukul 20.00, namun matahari tak kunjung tenggelam. Ini dikarenakan di Eropa sedang masuk musim panas, jadi siangnya lebih panjang dibandingkan malam. Baru ngerasain yang namanya dikasih matahari sampai lebih dari 12 jam, apa jadinya kalau di Indonesia mengalami siang yang cukup panjang?

Makan malam pun tiba, ternyata yang kami temui adalah masakan cina (again?). Ini berasa masih tetep di Indonesia aja ya, nemunya masakan Cina juga. :p Setelah kami selesai makan malam, perjalanan dilanjutkan menuju Hotel untuk beristirahat. Perjalanan ditempuh kira-kira 1 jam, akhirnya kami pun sampai di Hotel NH, Frankfurt. Bagasi diturunkan satu persatu, tour guide masing-masing sibuk membagikan jatah kamar dan kunci. Papa dan mama pisah kamar dengan aku, aku kebagian satu kamar dengan Ci Liana, teman satu pesawat, dikamar 701.

Hampir 2 hari karena lamanya perjalanan kami tidak mandi dan rasanya gatal sekali, begitu sampai hotel kami pun langsung mandi. Dan persiapan untuk tidur, bangun pagi keesokan harinya, dan kembali jalan-jalan.

(bersambung lagi yaa..)

Selasa, 01 Juni 2010

Holiday to Europe (Part I-Bandara Soetta)

Juni 2010

Liburan ke Eropa? Pastinya menyenangkan ya... Kepikiran pergi ke Eropa? Rasanya mustahil banget, apalagi kurs Euro disana sangat tinggi nilainya... :( Tapi hal itu bisa terjadi sewaktu aku mendengar percakapan papah dan mamahku yang akan pergi ke Eropa pada acara liburan bersama TVI. Yah, bilang aja aku emang nguping sedikit. :p Spontan aku langsung menyahut untuk ikut diajak. :D Dan Bapakku mengiyakan pula lagi. Hehe rejeki tahun 2010 ini tak ku sia-sia kan donk. 

Sebulan sebelum keberangkatan, aku sudah mempersiapkan segalanya, termasuk surat keterangan kerja untuk pembuatan passport, visa, dll-nya. Berhubung ini pengalaman aku pergi jauh, aku agak sedikit worried juga dengan penerbangan yang terhitung lama. Denger-denger dari pengalaman papah yang sudah wara wiri ke belahan dunia sana, penerbangan bisa memakan waktu sekitar 15 jam-an. Haaaaa??? (langsung aja mules dengernya 15 jam diatas pesawat)

Cuti pun sudah dikantongi sekitar 6 hari kerja. Pakai acara ngutang cuti untuk tahun 2011 pula lagi. :( Padahal kan bisa potong gaji aja, tapi boss-ku tak mengijinkan potong gaji, dia lebih senang kalau potong cuti. -__-"

Semakin mendekati hari semakin bersemangat, liburan panjang ke benua Eropa. Tapi tetep mikir juga lama di atas pesawat, bisa tidur ga ya di atas pesawat? Nanti kalau ada bumpy2 gitu gimana? Jauh pula lagi. Haha.. aku ini mau liburan tapi kok ya cemasnya tingkat tinggi banget. :p

Buku panduan sudah kita dapat, kita akan pergi ke negara mana saja. Rutenya juga sudah lengkap, termasuk menginap dihotel mana saja, pakaian apa saja yang harus dibawa. 

19 Juni 2010
Menyiapkan segala sesuatunya.

Senin, 21 Juni 2010
Pesawat berangkatnya pukul 21.00 WIB, jadilah diriku menunggu sangat jenuh dirumah sampai waktunya berangkat ke airport Soetta bersama papah dan mamah. Kulihat jam didinding baru menunjukkan pukul 13.00 WIB, lama sekali ya waktu bergulir. Dibawa tidur nanti telat ke airport-nya. Jam 15.00 WIB, pacarku datang menjemput. Yeayy, akhirnya tiba sore hari juga. Aku mengenakan baju berwarna hijau lumut yang tebal supaya di pesawat tidak kedinginan, bawahan celana jeans dan sepatu bahan yang sangat tipis. Mudah-mudahan ga salah kostum nih pake sepatu tipis.

Koper-koper besar pun sudah masuk ke mobil semua, dan tepat pukul 15.30 WIB kita berangkat dari rumah. Sepanjang perjalanan aku sibuk membicarakan pulsa telepon yang akan terpakai selama disana dengan CC Tsel. Dan tibalah kami di Bandara Soetta pukul 17.30 WIB di Terminal 2 Pintu 3. Karena keberangkatan dan kedatangan dari LN harus melalui Terminal 2. Begitu koper selesai diturunkan satu persatu, saatnya berpisah sementara dengan pacar tercinta. :( Hiks hiks... Seandainya dia bisa ikut juga, pasti kita akan bersenang-senang disana. Cipika cipiki, salim tangan papah dan mamah, terakhir... bubye... Sampai bertemu di 10 hari mendatang, Sayang... :*

Begitu masuk ke ruang tunggu, perutku sudah bersenandung. Dan kuadukan pada papah untuk minta diisi. :D Bolak balik dari ujung Terminal 2, akhirnya nyangkut di Restoran Jepang dekat pintu masuk 3, nama Restorannya adalah Sakana. Hal yang paling menonjol kalau makan di Restoran Jepang, pasti pegawainya akan mengucapkan Selamat Datang dalam bahasa Jepang, tapi ini tidak, mereka pakai Bahasa Indonesia. Yah sok-sokan juga lagi aku-nya, kaya aku ngerti Bahasa Jepang aja. :P Pas dilihat menunya... hmm.. bolak balik, balik lagi ke halaman depan, balik ke belakang lagi. Hufff hampir menyerah, ahh ini ada yang bisa dipesen. "Mba, pesen chicken Teriyaki-nya satu" Ga bisa makan yang mentah sok-sokan juga makan disini, ketemunya chicken teriyaki juga kan? :P Setelah selesai makan, dan minta bon. Total makan sore ini menghabiskan Rp228.690,- sudah termasuk pajak. Yak, jangan pernah makan di Bandara lagi kalau ga bawa recehan banyak ya. ;)

Makan sudah, kenyang juga sudah, tinggal tidur nih. Loh? Ga jadi pergi ya? Lama aja waktu keberangkatannya sampai ngelindur. Hehe... Waktu itu kita perginya disaat ada Piala Dunia 2010, sambil menunggu waktu keberangkatan, dan siaran bola pun terlihat sudah dimulai. Aku sibuk mencari TV yang bisa ku tonton. Tepat dibelakang aku makan di salah satu counter makanan juga ada yang menyiarkan pertandingan sepak bola, otomatis para penggemar bola pun berdatangan untuk ikut menyaksikan pertandingan Bola, termasuk Bapakku.

Sambil membunuh waktu pun, aku sambil membaca buku yang ku bawa agar tidak boring, sesekali melihat orang-orang yang berlalu-lalang dan melihat sekumpulan perempuan-perempuan yang mengenakan pakaian putih hitam sedang duduk bergerombol dengan yang lainnya. Pikirku mereka pasti TKW yang akan diberangkatkan ke LN. Hebatnya mereka adalah, mereka rela bekerja jauh demi sesuap nasi dan merantau ke negeri orang. Semoga saja mereka semua kembali dalam keadaan selamat.

Sekitar pukul 20.10 WIB, Kita pun...(bersambung dulu ya...)