Love Will Find The Way

Daisypath Anniversary tickers

Sabtu, 26 Juni 2010

Holiday to Europe (Part V-Engelberg-Dijon-Paris)

25 Juni 2010, 8.00

Kami bangun, dan bersiap2 untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Kami makan di hotel yang sama. Kali ini tidak kebingungan lagi untuk mencari sarapan. Wajah peserta dan tour guide kita juga masih pada semangat. Setelah sarapan selesai, kami menunggu bis yang sedang mengangkut koper2 kami semua tanpa ada yg tertinggal.

Begitu di dalam bis semua, muka peserta terlihat enggan meninggalkan kota cantik ini. Pantas sih merasa sedih, karena pernah ada penelitian sebelumnya, orang yang hidup di Swiss akan lebih panjang umurnya dibanding kota lain di negara Eropa ini. Karena udaranya yang sejuk, nyaman, jauh dari polusi lagi.

Kemudian perjalanan dilanjutkan sampai kami menemui perbatasan Swiss dan Perancis yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat kami menginap. Sekitar 3 jam kami sudah sampai diperbatasan itu. Pada jam 11.00 kami berhenti di tempat pemberhentian. Ada yang belanja makanan, buang air kecil, dan aku menemukan mesin minuman yg bisa dioperasikan dengan koin. Hihii. Lucu sekali, di Indonesia ada tidak ya yg seperti ini? (ada sih sebenernya, gw aja yg norak! :P)

Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali. Dan pada pukul 2 siang kita sudah memasuki kota Dijon, Perancis. Lumayan juga perjalanannya, memakan waktu sekitar 45 menit kami sampai di lokasi restaurant untuk makan siang. Yeayy makan siang. Kali ini no Chinese Food. Benar saja, restaurant bergaya khas Perancis (ya iyalah namanya juga di Paris, masa ada masakan Padang). Sewaktu kami masuk ke dalam, bar terlihat di sebelah kanan pintu dengan ruangan yang dengan pencahayaan yang agak redup. Kemudian kami mencari tempat duduk yang nyaman. Begitu kami duduk, pelayan pun langsung datang dengan makanan yang sudah ada. Taraaa… Salad Sayur. Hmm… sempat diam sejenak, aku mencuci tanganku di wastefel, lalu kembali duduk sambil meratapi salad sayur yg terdiri dari sawi hijau, sawi ungu, tomat, keju, wortel. Kelihatan tidak enak dipandang, ga tau deh rasanya. Dimeja pun disediakan roti potong juga. Saya makan roti terlebih dahulu sambil melihat papah melahap saladnya, saya pun tergiur ingin mencicipi saladnya. Saya tuangkan minyak olive ke atas saladnya terlebih dahulu dannn begitu suap pertama saya masukan.. X_X kok rasanya ga karu2an yaa.. Huaaa.. ini dah pasti ga bisa dimakan. Keju pun juga ga enak rasanya. Lidahku tidak cocok makanan Perancis. Aku makan roti saja. :( Akhirnya papahku yg menghabiskan makananku. Huffhhh..

Setelah Appetizer yg ga enak dilidah itu, Main Course berupa daging semur dan macaroni rebus pun tersaji di atas meja makan. Nah kalo ini saya bisa makan. Heheee... Setelah itu, keluarlah Dessert Pie Apple. Wahh, enak sekali ini. Hmm… Nikmat.. Jadi lupa si salad yg aneh itu.. :D

Setelah makan selesai, kami bergegas keluar dan mengabadikan momen di luar restoran. Jalanan sepi, Wi-fi dimana2 (ciamik lahh pokoknya). Bis pun sudah menunggu kami tak jauh dari lokasi kita makan. Jam setengah 5 kita melanjutkan perjalanan kembali. Melewati sungai yang panjang dan melihat kantor pusat papah yang ada di Eropa, Sanofi Aventis. Kemudian kami masuk ke dalam tol. Ternyata sama macetnya disini dengan di Jakarta. Tapi bedanya, kalau di Paris, macetnya masih macet yang beraturan.

Jam 8 malam, kita sudah memasuki jalanan yg terkenal dengan Gerbang Kebebasannya ini. L’arc de Triomphe. Real... Sungguh nyata (ya eyalah, namanya juga lagi jalan2). Kita diajak berkeliling satu putaran mengelilingi L’Arc de Triomphe ini. Baguuuus sekali. Ditengahnya terdapat api abadi yang bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan tanpa nama.

Kemudian sekitar jam 9.00 malam kami diajak makan malam, di sebuah restaurant Thailand namanya Suvarnabhum. Kami disajikan Tom Yam, rasanya pedass sekali tapi segar. Setelah selesai makan malam, kami melihat ada orang yang menjual macam2 souvenir, jadilah para peserta mengerubungi orang itu sampai melumat habis dagangannya. Wihh, laku kerasss.. ;)) Padahal yang dijual macam gantungan kunci, pajangan dari keramik2 gtu doank, tapi tetep yaaa daya beli orang Indonesia kuat banget. :))

Kemudian jam 10.00 malam kami kembali naik bis untuk menuju hotel, kami sempat melewati Pertokoan Luiss Vuiton. ^_^ Cuman numpang liwat doank koks.. :D Dan tibalah kami di Hotel Holiday Inn. Sampai di hotel pun, suasana sudah gelap. Kami menurunkan satu persatu koper2 kami, sambil menunggu nomor kamar dibagikan.  Setelah menunggu lama, dan melihat orang2 pada ngantri di depan lift yang sudah dapat nomornya, akhirnya dapat juga kamar dengan no #308. Begitu sampai kamar, langsung bergegas mandi. Selesai mandi, aku pun tertidur lelap...


Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar